12 November 2010

FAKTOR-FAKTOR AP YANG MENIMBULKAN KECENDERUNGAN MINAT BELI KONSUMEN

nama      : Indra Harisman
npm        : 10208642
kelas      :3ea12
Tugas Softskill
ABSTRAK
jurnal manajemen ini Fokus penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen terhadap produk sarung. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli produk sarung. Secara teoritik dapat dijelaskan bahwa proses pengambilan keputusan pembelian didahului oleh stimuli pemasaran dan stimuli lainnya yang dapat mempengaruhi minat beli sarung calon konsumen. Penelitian dilakukan di Gresik dan Pasuruan dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive dan data dikumpulkan melalui kuesioner kepada sebanyak 120 responden. Kuesioner disusun dalam bentuk Skala Likert dan data dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli sarung adalah kualitas, referensi, merk dan warna serta kemasan, harga, diskon dan hadiah. Dari keseluruhan faktor tersebut kualitas dan referensi merupakan faktor yang paling dominan.
Kata kunci: Minat beli, faktor yang dipertimbangkan, konsumen sarung.
PENDAHULUAN Sarung merupakan salah satu pakaian bangsa Indonesia yang masih eksis hingga kini. Atribut produk segala jenis busana pada umumnya berhubungan dengan budaya dan adat istiadat komunitas pemakainya. Demikian pula dengan sarung, atributnya sangat dipengaruhi oleh budaya masyarakatIndonesia. Di manca negara, sarung juga banyak digunakan di negara-negara Asia, seperti Malaysia, Brunei, Kamboja, India dan Pakistan, serta telah di perkenalkan kepada orang-orang di belahan Timur Tengah, sehingga industri sarung lebih menarik untuk dikelola dan diekspor. Sarung juga memiliki daya tarik tersendiri untuk dikembangkan, karena potensi bangsaIndonesia sebagai produsen dan konsumen sehingga dapat ikut mengembangkan perekonomian bangsa serta sarung bisa merupakan salah satu komoditas ekspor. Secara umum, pengguna sarung dapat dibedakan menjadi tiga kategori sebagai berikut:
1.     Pengguna yang menggunakan sarung sebagai pakaian sehari-hari, baik pada acara resmi ataupun pada kondisi santai,
2.     Pengguna sarung yang menggunakan sarung hanya sebagai pakaian santai saja,
3.     Pengguna sarung untuk pakaian insidentil.
Untuk memperoleh gambaran yang representative dari konsumen sarung, maka penelitian akan difokuskan untuk meneliti bagi pengguna sarung kategori pertama dan kedua saja.
MASALAH PENELITIAN
Sebelum memutuskan untuk membeli konsumen menilai faktor-faktor atribut produk sarung yang layak dibeli. Jika faktor-faktor tersebut diketahui secara tepat maka produsen dapat membuat produk sarung sesuai dengan kebutuhan konsumennya. Yang menjadi permasalahan adalah seberapa besar tingkat kepentingan faktor faktor yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen. Tiap-tiap faktor terdiri dari beberapa variabel yang dapat dieksplor untuk mengetahui persepsi konsumen dalam memilih produknya.
TUJUAN PENELITIAN
Secara umum, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kecenderungan perilaku konsumen dalam memilih produk sarung. Secara khusus yang menjadi tujuan penelitian, yaitu:
1.     Untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen dalam memilih produk sarung,
2.     Untuk mengetahui faktor-faktor yang dominan yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen dalam memilih produk sarung.
TINJAUAN PUSTAKA
Soendjojo, 1994. melakukan penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Dan Minat Konsumen Rokok Kretek Di Surabaya, menyimpulkan bahwa faktor rasa / taste merupakan urutan pertama, disusul faktor kesehatan sebagai urutan kedua dan faktor harga urutan ketiga, faktor prestise urutan keempat, faktor persahabatan urutan kelima, faktor pergaulan urutan keenam, dan urutan terakhir adalah faktor kemudahan membeli. Faktor promosi disimpulkan tidak populer untuk mendorong masyarakat membeli rokok. Susana, 1995. melakukan penelitian yang berjudul: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Membeli Film Kamera Merek Fuji Di Kotamadya Surabaya, menyimpulkan bahwa konsumen dalam membeli film kamera merek Fuji dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : keluarga, non keluarga, mutu, harga, merek, pelayanan, lokasi penjualan, negara pembuat, promosi dan situasi pembelian, yang secara keseluruhannya mempunyai pengaruh positip. Faktor yang paling dominan diantara faktor-faktor tersebut diatas adalah faktor promosi, khususnya informasi dari media cetak. Priyono, 1997. membuat penelitian yang berjudul: Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Membeli Minyak Goreng Merek Ikan Dorang (Study Kasus Pada PT Ikan Dorang Surabaya), menyimpulkan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli minyak goreng merek ikan dorang, adalah faktor-faktor harga, ketersediaan, diskon, rekomendasi dariorang kepercayaan, warna dan ukuran kemasan, rasa, kestabilan rasa dan merek, gaya berbelanja, kadar kolesterol dan mineral tambahan, kemasan tembus pandang. Faktor-faktor ketersediaan, harga dan diskon adalah merupakan faktor yang paling dominan. Jalur distribusi yang menjangkau sedekat mungkin dengan konsumen akan berpengaruh besar terhadap naiknya pangsa pasar tanpa memandang atribut produk yang ada.
KERANGKA TEORI
Model perilaku pelanggan (Model of customer behavior)
Budaya memegang pengaruh yang sangat kuat bagi konsumen sarung dalam memilih produknya Pada gambar Model of Buyer Behavior menjelaskan proses terjadinya pengambilan keputusan oleh pelanggan untuk membeli, diawali dari rangsangan pemasaran (marketing stimuli), yang terdiri dari :
1.     Produk (Product) yaitu produk apa yang secara tepat diminati oleh konsumen, baik kualitas maupun kuantitasnya.
2.     Harga (Price) yaitu seberapa besar harga sebagai pengorbanan konsumen dalam memperoleh manfaat produk yang diinginkan.
3.     Distribusi (Place) yaitu bagaimana pendistribusian barang sehingga produk dapat sampai ke tangan konsumen dengan mudah.
4.     Promosi (Promotion) yaitu pesan-pesan yang dikomunikasikan sehingga keunggulan produk dapat disampaikan kepada konsumen
Rangsangan marketing tersebut diatas dilengkapi dengan rangsangan lain-lain:
1.     Ekonomi : Daya beli yang tersedia dalam suatu perekonomian bergantung pada pendapatan, yang tingkat dan distribusinya berbeda-beda.
2.     Teknologi : yang paling kuat dalam membentuk hidup manusia dan dapat memberikan dampak positip dan negatif, termasuk dalam proses pemasaran .
3.     Politik dan hukum dapat mempengaruhi kondisi dan stabilitas masyarakat yang mempunyai dampak terhadap rangsangan keputusan pembelian.
4.     Budaya : Keyakinan, nilai-nilai dan norma dibentuk oleh masyarakat dimana mereka dibesarkan yang dapat bergeser mengikuti model atau trend baru. Rangsangan-rangsangan tadi kemudian membentuk buyer characteristic, yaitu cultural (kebudayaan), social (sosial), personal (pribadi) dan psychology (psikologi) yang merupakan karakteristik pembeli, yang dapat mendorong konsumen untuk melakukan proses pengambilan keputusan membeli barang sehingga konsumen mendapatkan manfaat.dari pemilihan produk yang dibeli. Budaya merupakan unsur yang sangat penting, yang mempengaruhi keinginan (wants) dan perilaku (behavior) seseorang.
Faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang untuk membeli terdiri dari empat faktor yaitu : motivasi (dorongan seseorang untuk bertindak guna memuaskan kebutuhannya sehingga dapat mengurangi ketegangan yang dimilikinya), persepsi (proses seseorang individu memilih, mengorganisasi dan mengintepretasi masukan-masukan untuk menciptakan gambaran yang bermakna), pengetahuan (pembelajaran yang meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman).serta keyakinan dan pendirian yang dapat diperoleh seseorang melalui bertindak dan belajar.
Untuk sampai ketahap pembelian, terdapat langkah-langkah dalam proses pembelian dengan tahapan sebagai berikut :
1.     Tahap pengenalan masalah, yaitu saat pembeli mengenali kebutuhan untuk membeli suatu barang atau produk.
2.     Pencarian informasi, yaitu tahap konsumen mencari informasi untuk memperoleh pengetahuan tentang barang yang dibutuhkan dari sumber-sumber yang mungkin didapatkan.
3.     Evaluasi terhadap merek yang kompetitif, membuat penilaian akhir dan mengembangkan keyakinan tentang posisi merek terhadap atributnya.
4.      Melalui evaluasi tersebut konsumen sampai pada sikap keputusan pembelian atas preferensi dari bermacam-macam merek melalui prosedur atribut.
5.     Setelah pembelian konsumen akan mengalami kepuasan atau ketidak puasan kemudian melakukan tindakan untuk mendapatkan perhatian dari pemasar.
KERANGKA KONSEPTUAL
Kecenderungan seseorang untuk memilih pakaian dipengaruhi oleh budaya mereka, bahkan oleh sub budayanya, seperti agama, ras, daerah geografis yang kemudian melahirkan normanorma sosial. Sarung sebagai salah satu pakaian bangsa Indonesia tidak terlepas dari latar belakang budaya bangsa Indonesia dalam berbusana. Kelas sosial akan mempengaruhi seseorang dalam tatanan dan cara berpakaian, menentukan ragam yang dipersepsikan layak dan tidak layak digunakan sehingga menciptakan nilai-nilai yang merupakan variabel pakaian yang layak untuk dipilih. Variabel-variabel tersebut kemudian dikelompokkan menjadi beberapa faktor yang cenderungan dipertimbangkan oleh konsumen sarung dalam memilih produknya. Faktor-faktor tersebut akan dianalisa dalam penelitian sehingga diketahui seberapa besar masing-masing faktor dapat menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen sarung.
HIPOTESIS
Kualitas produk sarung merupakan faktor penting yang dipertimbangkan konsumen karena dapat enunjukkan manfaat materiel. Merek sarung biasanya memberikan manfaat emosional, kemasan dipertimbangkan dari daya tarik bentuk dan keindahannya serta manfaat pasca beli. Harga merupakan faktor yang sensititif sekali, lebih-lebih bagi segment believers yang lebih mempertimbangkan faktor harga dibandingkan dengan faktor kualitas. Faktor acuan, terutama terhadap mereka yang menjadi panutan seperti kyai, ulama, patriot, merupakan faktor yang dipertimbangkan. Masalah ketersediaan barang diduga dipertimbangkan namun tidak signifikan karena pakaian/sarung bukan merupakan kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan uraian tersebut diatas dan tinjauan teori yang sudah dipaparkan, maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1)     Faktor-faktor kualitas, brand/merek, kemasan, harga, ketersediaan dan acuan merupakan faktor-faktor yang menimbulkan minat beli konsumen sarung.
2)     Faktor Harga dan Faktor Acuan merupakan faktor-faktor yang paling dominan yang menimbulkan minat beli konsumen sarung.
METODE PENELITIAN
a)     Populasi
Populasi yang menjadi target penelitian adalah para konsumen yang tinggal di Kabupaten Gresik dan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Pemilihan kedua kabupaten tersebut karena sama-sama merupakan kota santri, sehingga diharapkan relatif tidak sulit untuk mendapatkan responden yang memenuhi syarat kriteria konsumen penelitian.
b)     Sampel
Mengingat besarnya populasi obyek penelitian maka untuk memudahkan penelitian, karena terbatasnya waktu, maka diambil 120 sampel (Gresik 50 dan Pasuruan 60), dengan pengambilan sampel menggunakan cara nonprobability purpossive sampling.
c)      Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Penelitian
Konfirmasi dilakukan terhadap atribut produk yang dipersepsikan oleh konsumen, yang dikelompokkan dalam faktor-faktor tertentu yang dianalisis. Dalam faktor analisis bukan perbedaan antara dependent variable (variabel tergantung/terikat) dan independent variable (variabel bebas), tetapi tergantung antara variabel-variabel yang diperiksa untuk memperkenalkan dimensi-dimensi atau faktor-faktornya. Karena variabel satu dengan yang lainnya saling berketergantungan, maka semua variabel merupakan interdependent variable.
PEMBAHASAN Interpretasi faktor-faktor
Semua variabel yang masuk pada tiap-tiap faktor mempunyai korelasi positip, artinya bertambah besar loading variabel yang bersangkutan bertambah besar pula kecenderungan minat beli konsumen terhadap produk sarung
Faktor Kualitas. (24,3 %), menunjukkan kebutuhan yang mendasar dari konsumen, karena memuat ciri-ciri produk yang penting bagi konsumen, yaitu terdiri dari variabel: Jahitannya rapi dan kuat (loading 0,813), tidak mudah pudar dan luntur (loading 0,799), tidak mudah kusut (loading 0,752), nyaman bila dipakai (loading 0,720), bahannya kuat/awet (loading 0,658), motifnya kotak-kotak (loading 0,614), kainnya halus (loading 0,602) dan pada toko pasar yang lengkap pilihannya (loading 0,531).
Kerapian dan kekuatan jahitan memberikan dampak terhadap keawetan pemakaian, yang menunjukkan pentingnya fungsi jahitan pada sarung, karena tanpa jahitan sarung sama dengan lembaran kain lainnya. Konsumen cenderung memilih sarung yang tidak mudah pudar dan luntur. Unsur kualitas pada variabel ini mengukur ketahanan warna. Tidak mudah kusut mencerminkan sifat fleksibelitas dari bahan yang digunakan untuk membuat sarung (Jumaeri, et.al. 1975:15). Mengingat penggunaan sarung oleh konsumen untuk bermacam-macam kegiatan maka mudah terjadi lekukan pada waktu penggunaannya. Sarung yang mudah kusut nampak kusam sehingga kurang layak untuk dikenakan kembali. 
Kecenderungan memilih sarung yang nyaman dipakai adalah memberikan gambaran suatu keadaan konsumen yang cenderung tidak ingin mengalami gangguan dari sifat bahan sarung ketika digunakan, misalnya terasa panas waktu dipakai.
Kecenderungan konsumen untuk memilih bahan yang kuat dan awet. Dalam teknologi tekstil, keawetan kain disebut dengan serviceability yaitu lamanya kain bisa dipakai sampai tidak bisa dipakai lagi karena sifat yang penting telah rusak (Jumaen, et.al. 1975:293). Dalam penelitian kebanyakan responden hanya memiliki 3 sampai 5 sarung, bahkan ada yang cuma 2 sarung dengan kegunaan yang beraneka ragam. Karenanya, agar sarung dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama, maka sarung harus cukup kuat / awet, sehingga dapat bertahan sampai datang waktu pembeliannya.
Motif kotak-kota adalah khas sarung tenun dan disebut dengan sarung palekat, sebagai indikasi bahwa sarung tenun identik dengan sarung kotak-kotak. Kehalusan kain dalam persepsi konsumen sarung dimaksudkan untuk mengakomodasikan korelasi kondisi fisik sarung yang dipilih oleh responden bukan untuk memberikan kesan besarnya minat responden terhadap tingginya kualitas produk (high quality product) yang biasanya terdapat pada segmen sosial ekonomi kelas atas. Kecenderungan konsumen memilih tempat yang paling lengkap pilihannya mencerminkan kebutuhan agar konsumen dapat membandingkan mana pilihan yang dapat memenuhi kebutuhannya.
Faktor Acuan. Faktor Acuan (18,55 %), yang terdiri dari variabel: tokoh / pejabat terkenal (loading 0,860), bintang film cakep (loading 0,825), tokoh / kyai / ulama idola (loading 0,793), kainnya tebal (0,604), referensi anggota keluarga (loading 0,579) dan referensi teman kolega (loading 0,533).
Dengan besarnya kecenderungan terhadap figure, maka konsumen sarung berarti memiliki salah satu dari ciri group believer, yang tersentralisasi pada kehidupan keluarga, mempunyai kepercayaan kepada otoritas figure (trust authority figures) dengan “pejabat yang terkenal” sebagai mode yang paling baik ditiru, kemudian “bintang film yang cakep” yang merupakan obsesi untuk mendapatkan self performance seperti bintang film yang cakep, dan “ulama / kyai / tokoh idola” menunjukkan betapa kuat peranan tokoh panutan dalam mensosialisasikan budaya berpakaian.
Faktor merek dan warna. (7,95 %), yang terdiri dari variabel : memilih membeli sarung di toko / pasar yang terkenal (loading 0,728), memilih sarung yang mereknya terkenal (loading 0,722), memilih sarung merek tertentu (loading 0,670), mempertimbangkan merek sebelum membeli sarung (loading 0,649), mempertimbangkan tempat pembelian sarung (loading 0,611), dan memilih sarung yang warnanya cemerlang (loading 0,516) serta memilih sarung yang sebanding harga dengan kualitasnya (loading 0,444).
Di dalam faktor ini masuk pula pilihan konsumen untuk cenderung membeli sarung yang sebanding harga dengan kualitasnya dengan loading 0,444 (dibawah 0,5) sehingga korelasinya kurang cukup kuat, namun demikian angka tersebut merupakan korelasi tertinggi dibandingkan pada faktor-faktor yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa selain pada Faktor Merek dan Kemasan, variabel ini juga memiliki korelasi dengan faktor yang lain yaitu Faktor Kualitas, yang loadingnya sebesar 41,2%.
Masuknya variabel harga yang sebanding dengan kualitasnya pada faktor ini menunjukkan bahwa dalam persepsi konsumen bertambah terkenal merek sarung tertentu, bertambah cemerlang pula kombinasi warnanya dan bertambah mahal juga harganya.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1)     Faktor-faktor yang menimbulkan minat beli konsumen terhadap produk sarung adalah Faktor Kualitas, 24,30 %, terdiri dari jahitan kuat dan rapi, tidak mudah pudar dan luntur, tidak mudah kusut, nyaman dipakai, awet dan tidak mudah koyak, motif kotak-kotak, kainnya halus, pilihannya lengkap. Faktor Acuan, 18,55 %, terdiri dari: pejabat terkenal, bintang film yang cakep, ulama / kyai / tokoh idola, sarung yang tebal, anggota keluarga, teman kolega. Faktor Merek dan Warna 7,95 % terdiri dari: pertimbangan merek, merek terkenal, merek tertentu, mempertimbangkan tempat pembelian, membeli ditempat terkenal, kombinasi warna yang cemerlang, harga yang sebanding dengan kualitasnya. Faktor Kemasan dan Harga 5,89 % terdiri dari: manfaat kemasan, bentuk dan desain kemasan, bahan kemasannya tahan lama, membanding-bandingkan harga, harga dasarnya murah.
2)     Faktor paling dominan yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen sarung adalah Faktor Kualitas dan Faktor Acuan.
Saran
Dari hasil penelitian ada beberapa yang disampaikan sebagai saran-saran, adalah :
1)     Agar produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka disarankan bagi produsen untuk membuat produk dengan meningkatkan variabel-variabel kualitas, kemudian mengkomunikasikannya dengan memanfaatkan figure acuan.
2)     Agar merek dapat lebih dikenal oleh konsumen, disarankan untuk melakukan inovasi kombinasi warna sarung sebagai differenciate.
3)     Untuk dapat mempertahankan/meningkatkan harga, disarankan melakukan inovasi kemasan yang bermanfaat dengan bentuk dan desain yang indah
Daftar Pustaka
Engel, J.F.  Backwell, Roger D. & Paul W. Miniard. 1995. Perilaku Konsumen, Jilid II Alih bahasa : Budiono FX, Binarupa Aksara, Jakarta.
Fandy Tjiptono. 1997. Strategi Pemasaran, edisi kedua, Andi Offset, Yogyakarta.
Husein Umar. 2001. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, cetakan keempat, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Kotler Philip & Gary Armstrong. 1997. Dasar-dasar Pemasaran, jilid 1, Alih Bahasa : Alexander Sindoro dan Benyamin Molan, Prenhalindo, Jakarta.
Kotler  Philip. 1997.  Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Edisi Revisi Jilid 1 & 2, diterjemahkan oleh Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli, PT. Prenhalindo, Jakarta.
Loudan D.L. & A.J.D Bitta. 1993. Consumer Behavior : Concept and Application. Fourth Edition. Mc Grow Hill,  Singapore.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar