ABSTRAK
jurnal manajemen ini Fokus penelitian ini adalah
faktor-faktor apa yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen
terhadap produk sarung. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi
faktorfaktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli produk
sarung. Secara teoritik dapat dijelaskan bahwa proses pengambilan
keputusan pembelian didahului oleh stimuli pemasaran dan stimuli lainnya
yang dapat mempengaruhi minat beli sarung calon konsumen. Penelitian
dilakukan di Gresik dan Pasuruan dan pengambilan sampel dilakukan
secara purposive dan data dikumpulkan melalui kuesioner kepada sebanyak
120 responden. Kuesioner disusun dalam bentuk Skala Likert dan data
dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dan analisis deskriptif.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor yang dipertimbangkan oleh
konsumen untuk membeli sarung adalah kualitas, referensi, merk dan warna
serta kemasan, harga, diskon dan hadiah. Dari keseluruhan faktor tersebut
kualitas dan referensi merupakan faktor yang paling dominan.
Kata kunci:
Minat beli, faktor yang dipertimbangkan, konsumen sarung.
PENDAHULUAN
Sarung merupakan salah satu pakaian bangsa Indonesia
yang masih eksis hingga kini. Atribut produk segala jenis busana pada
umumnya berhubungan dengan budaya dan adat istiadat komunitas pemakainya.
Demikian pula dengan sarung, atributnya sangat dipengaruhi oleh budaya
masyarakatIndonesia. Di manca negara, sarung juga banyak digunakan di
negara-negara Asia, seperti Malaysia, Brunei,
Kamboja, India dan Pakistan, serta telah di perkenalkan kepada orang-orang di belahan Timur Tengah, sehingga industri sarung lebih menarik untuk dikelola dan diekspor.
Sarung juga memiliki daya tarik tersendiri untuk dikembangkan, karena
potensi bangsaIndonesia sebagai produsen dan konsumen sehingga dapat ikut
mengembangkan perekonomian bangsa serta sarung bisa merupakan salah satu
komoditas ekspor. Secara umum, pengguna sarung dapat dibedakan menjadi tiga
kategori sebagai berikut:
1.
Pengguna
yang menggunakan sarung sebagai pakaian sehari-hari, baik pada acara
resmi ataupun pada kondisi santai,
2.
Pengguna
sarung yang menggunakan sarung hanya sebagai pakaian santai saja,
3.
Pengguna
sarung untuk pakaian insidentil.
Untuk memperoleh gambaran yang representative dari konsumen sarung, maka
penelitian akan difokuskan untuk meneliti bagi pengguna sarung kategori
pertama dan kedua saja.
MASALAH
PENELITIAN
Sebelum
memutuskan untuk membeli konsumen menilai faktor-faktor atribut produk
sarung yang layak dibeli. Jika faktor-faktor tersebut diketahui secara
tepat maka produsen dapat membuat produk sarung sesuai dengan kebutuhan
konsumennya. Yang menjadi permasalahan adalah seberapa besar tingkat
kepentingan faktor faktor yang menimbulkan kecenderungan minat beli
konsumen. Tiap-tiap faktor terdiri dari beberapa variabel yang dapat dieksplor
untuk mengetahui persepsi konsumen dalam memilih produknya.
TUJUAN PENELITIAN
Secara
umum, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kecenderungan perilaku konsumen
dalam memilih produk sarung. Secara khusus yang menjadi tujuan penelitian,
yaitu:
1.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan kecenderungan minat beli
konsumen dalam memilih produk sarung,
2.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang dominan yang menimbulkan kecenderungan minat
beli konsumen dalam memilih produk sarung.
TINJAUAN
PUSTAKA
Soendjojo,
1994. melakukan penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Sikap Dan Minat Konsumen Rokok Kretek Di Surabaya, menyimpulkan bahwa
faktor rasa / taste merupakan urutan pertama, disusul faktor kesehatan
sebagai urutan kedua dan faktor harga urutan ketiga, faktor prestise
urutan keempat, faktor persahabatan urutan kelima, faktor pergaulan urutan
keenam, dan urutan terakhir adalah faktor kemudahan membeli.
Faktor promosi disimpulkan tidak populer untuk mendorong masyarakat membeli
rokok. Susana, 1995. melakukan penelitian yang berjudul: Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Membeli Film Kamera Merek Fuji Di Kotamadya Surabaya,
menyimpulkan bahwa konsumen dalam membeli film kamera merek Fuji
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : keluarga, non keluarga, mutu,
harga, merek, pelayanan, lokasi penjualan, negara pembuat, promosi dan
situasi pembelian, yang secara keseluruhannya mempunyai pengaruh positip.
Faktor yang paling dominan diantara faktor-faktor tersebut diatas adalah
faktor promosi, khususnya informasi dari media cetak.
Priyono, 1997. membuat penelitian yang berjudul: Analisis Faktor-Faktor
Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Membeli Minyak Goreng Merek Ikan
Dorang (Study Kasus Pada PT Ikan Dorang Surabaya), menyimpulkan
faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli minyak
goreng merek ikan dorang, adalah faktor-faktor harga, ketersediaan,
diskon, rekomendasi dariorang kepercayaan, warna dan ukuran kemasan,
rasa, kestabilan rasa dan merek, gaya berbelanja, kadar kolesterol dan mineral tambahan, kemasan tembus pandang. Faktor-faktor
ketersediaan, harga dan diskon adalah merupakan faktor yang paling
dominan. Jalur distribusi yang menjangkau sedekat mungkin dengan konsumen
akan berpengaruh besar terhadap naiknya pangsa pasar tanpa memandang
atribut produk yang ada.
KERANGKA
TEORI
Model perilaku pelanggan
(Model of customer behavior)
Budaya
memegang pengaruh yang sangat kuat bagi konsumen sarung dalam
memilih produknya Pada gambar Model of Buyer Behavior menjelaskan proses
terjadinya pengambilan keputusan oleh pelanggan untuk membeli, diawali
dari rangsangan pemasaran (marketing stimuli),
yang terdiri dari :
1.
Produk
(Product) yaitu produk apa yang secara tepat diminati
oleh konsumen, baik kualitas maupun kuantitasnya.
2.
Harga
(Price) yaitu seberapa besar harga sebagai pengorbanan konsumen dalam
memperoleh manfaat produk yang diinginkan.
3.
Distribusi
(Place) yaitu bagaimana pendistribusian barang sehingga produk dapat sampai
ke tangan konsumen dengan mudah.
4.
Promosi
(Promotion) yaitu pesan-pesan yang dikomunikasikan
sehingga keunggulan produk dapat disampaikan kepada konsumen
Rangsangan
marketing tersebut diatas dilengkapi dengan rangsangan lain-lain:
1.
Ekonomi
: Daya beli yang tersedia dalam suatu perekonomian bergantung pada
pendapatan, yang tingkat dan distribusinya berbeda-beda.
2.
Teknologi
: yang paling kuat dalam membentuk hidup manusia dan dapat
memberikan dampak positip dan negatif, termasuk dalam proses pemasaran .
3.
Politik
dan hukum dapat mempengaruhi kondisi dan stabilitas masyarakat yang
mempunyai dampak terhadap rangsangan keputusan pembelian.
4.
Budaya
: Keyakinan, nilai-nilai dan norma dibentuk oleh masyarakat dimana
mereka dibesarkan yang dapat bergeser mengikuti model atau trend baru.
Rangsangan-rangsangan tadi kemudian membentuk buyer characteristic, yaitu
cultural (kebudayaan), social (sosial), personal (pribadi) dan psychology
(psikologi) yang merupakan karakteristik pembeli, yang dapat mendorong
konsumen untuk melakukan proses pengambilan keputusan membeli barang
sehingga konsumen mendapatkan manfaat.dari pemilihan produk yang dibeli.
Budaya merupakan unsur yang sangat penting, yang mempengaruhi
keinginan (wants) dan perilaku (behavior) seseorang.
Faktor
psikologis yang mempengaruhi seseorang untuk membeli terdiri dari empat
faktor yaitu : motivasi (dorongan seseorang untuk bertindak guna memuaskan
kebutuhannya sehingga dapat mengurangi ketegangan yang dimilikinya),
persepsi (proses seseorang individu memilih, mengorganisasi dan mengintepretasi
masukan-masukan untuk menciptakan gambaran yang bermakna), pengetahuan
(pembelajaran yang meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul
dari pengalaman).serta keyakinan dan pendirian yang dapat diperoleh seseorang
melalui bertindak dan belajar.
Untuk sampai ketahap
pembelian, terdapat langkah-langkah dalam proses pembelian dengan tahapan
sebagai berikut :
1.
Tahap
pengenalan masalah, yaitu saat pembeli mengenali kebutuhan untuk membeli
suatu barang atau produk.
2.
Pencarian
informasi, yaitu tahap konsumen mencari informasi untuk
memperoleh pengetahuan tentang barang yang dibutuhkan dari sumber-sumber
yang mungkin didapatkan.
3.
Evaluasi
terhadap merek yang kompetitif, membuat penilaian akhir dan
mengembangkan keyakinan tentang posisi merek terhadap atributnya.
4.
Melalui evaluasi tersebut konsumen sampai pada
sikap keputusan pembelian atas preferensi dari bermacam-macam merek
melalui prosedur atribut.
5.
Setelah
pembelian konsumen akan mengalami kepuasan atau ketidak puasan
kemudian melakukan tindakan untuk mendapatkan perhatian dari pemasar.
KERANGKA KONSEPTUAL
Kecenderungan
seseorang untuk memilih pakaian dipengaruhi oleh budaya mereka,
bahkan oleh sub budayanya, seperti agama, ras, daerah geografis yang
kemudian melahirkan normanorma sosial. Sarung sebagai salah satu pakaian
bangsa Indonesia tidak terlepas dari latar belakang budaya bangsa
Indonesia dalam berbusana. Kelas sosial akan mempengaruhi seseorang dalam
tatanan dan cara berpakaian, menentukan ragam yang dipersepsikan layak
dan tidak layak digunakan sehingga menciptakan nilai-nilai yang merupakan
variabel pakaian yang layak untuk dipilih.
Variabel-variabel tersebut kemudian dikelompokkan menjadi beberapa faktor
yang cenderungan dipertimbangkan oleh konsumen sarung dalam memilih
produknya. Faktor-faktor tersebut akan dianalisa dalam penelitian sehingga
diketahui seberapa besar masing-masing faktor dapat menimbulkan
kecenderungan minat beli konsumen sarung.
HIPOTESIS
Kualitas
produk sarung merupakan faktor penting yang dipertimbangkan konsumen karena dapat
enunjukkan manfaat materiel. Merek sarung biasanya memberikan manfaat
emosional, kemasan dipertimbangkan dari daya tarik bentuk dan keindahannya
serta manfaat pasca beli. Harga merupakan faktor yang sensititif sekali,
lebih-lebih bagi segment believers yang lebih mempertimbangkan faktor
harga dibandingkan dengan faktor kualitas. Faktor acuan, terutama terhadap
mereka yang menjadi panutan seperti kyai, ulama, patriot, merupakan faktor
yang dipertimbangkan. Masalah ketersediaan barang diduga dipertimbangkan
namun tidak signifikan karena pakaian/sarung bukan merupakan kebutuhan
sehari-hari. Berdasarkan uraian tersebut diatas dan tinjauan teori yang sudah
dipaparkan, maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1) Faktor-faktor kualitas, brand/merek,
kemasan, harga, ketersediaan dan acuan merupakan faktor-faktor yang
menimbulkan minat beli konsumen sarung.
2) Faktor Harga dan Faktor Acuan
merupakan faktor-faktor yang paling dominan yang menimbulkan minat beli
konsumen sarung.
METODE
PENELITIAN
a) Populasi
Populasi
yang menjadi target penelitian adalah para konsumen yang tinggal di
Kabupaten Gresik dan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Pemilihan kedua
kabupaten tersebut karena sama-sama merupakan kota santri, sehingga
diharapkan relatif tidak sulit untuk mendapatkan responden yang memenuhi
syarat kriteria konsumen penelitian.
b) Sampel
Mengingat
besarnya populasi obyek penelitian maka untuk memudahkan penelitian,
karena terbatasnya waktu, maka diambil 120 sampel (Gresik 50 dan Pasuruan
60), dengan pengambilan sampel menggunakan cara nonprobability purpossive
sampling.
c) Definisi Operasional Variabel
Penelitian
Variabel
Penelitian
Konfirmasi
dilakukan terhadap atribut produk yang dipersepsikan oleh konsumen,
yang dikelompokkan dalam faktor-faktor tertentu yang dianalisis. Dalam
faktor analisis bukan perbedaan antara dependent variable (variabel
tergantung/terikat) dan independent variable (variabel bebas), tetapi
tergantung antara variabel-variabel yang diperiksa untuk memperkenalkan
dimensi-dimensi atau faktor-faktornya. Karena variabel satu dengan
yang lainnya saling berketergantungan, maka semua variabel merupakan
interdependent variable.
PEMBAHASAN
Interpretasi faktor-faktor
Semua variabel yang
masuk pada tiap-tiap faktor mempunyai korelasi positip, artinya bertambah
besar loading variabel yang bersangkutan bertambah besar pula
kecenderungan minat beli konsumen terhadap produk sarung
Faktor Kualitas.
(24,3 %), menunjukkan kebutuhan yang mendasar dari konsumen, karena memuat
ciri-ciri produk yang penting bagi konsumen, yaitu terdiri dari variabel:
Jahitannya rapi dan kuat (loading 0,813), tidak mudah pudar dan luntur
(loading 0,799), tidak mudah kusut (loading 0,752), nyaman bila dipakai
(loading 0,720), bahannya kuat/awet (loading 0,658), motifnya kotak-kotak
(loading 0,614), kainnya halus (loading 0,602) dan pada toko pasar
yang lengkap pilihannya (loading 0,531).
Kerapian dan kekuatan
jahitan memberikan dampak terhadap keawetan pemakaian, yang menunjukkan
pentingnya fungsi jahitan pada sarung, karena tanpa jahitan sarung sama
dengan lembaran kain lainnya. Konsumen cenderung memilih sarung yang tidak
mudah pudar dan luntur. Unsur kualitas pada variabel ini mengukur
ketahanan warna. Tidak mudah kusut mencerminkan sifat fleksibelitas
dari bahan yang digunakan untuk membuat sarung (Jumaeri, et.al. 1975:15).
Mengingat penggunaan sarung oleh konsumen untuk bermacam-macam
kegiatan maka mudah terjadi lekukan pada waktu penggunaannya. Sarung yang
mudah kusut nampak kusam sehingga kurang layak untuk dikenakan kembali.
Kecenderungan memilih
sarung yang nyaman dipakai adalah memberikan gambaran suatu keadaan
konsumen yang cenderung tidak ingin mengalami gangguan dari sifat bahan
sarung ketika digunakan, misalnya terasa panas waktu dipakai.
Kecenderungan
konsumen untuk memilih bahan yang kuat dan awet. Dalam teknologi tekstil,
keawetan kain disebut dengan serviceability yaitu lamanya kain bisa dipakai
sampai tidak bisa dipakai lagi karena sifat yang penting telah rusak
(Jumaen, et.al. 1975:293). Dalam penelitian kebanyakan responden hanya
memiliki 3 sampai 5 sarung, bahkan ada yang cuma 2 sarung dengan kegunaan
yang beraneka ragam. Karenanya, agar sarung dapat digunakan dalam waktu
yang cukup lama, maka sarung harus cukup kuat / awet, sehingga dapat bertahan
sampai datang waktu pembeliannya.
Motif kotak-kota
adalah khas sarung tenun dan disebut dengan sarung palekat,
sebagai indikasi bahwa sarung tenun identik dengan sarung kotak-kotak.
Kehalusan kain dalam persepsi konsumen sarung dimaksudkan untuk mengakomodasikan
korelasi kondisi fisik sarung yang dipilih oleh responden bukan untuk
memberikan kesan besarnya minat responden terhadap tingginya kualitas
produk (high quality product) yang biasanya terdapat pada segmen
sosial ekonomi kelas atas. Kecenderungan
konsumen memilih tempat yang paling lengkap pilihannya
mencerminkan kebutuhan agar konsumen dapat membandingkan mana pilihan yang
dapat memenuhi kebutuhannya.
Faktor Acuan. Faktor
Acuan (18,55 %), yang terdiri dari variabel: tokoh / pejabat terkenal (loading
0,860), bintang film cakep (loading 0,825), tokoh / kyai / ulama idola
(loading 0,793), kainnya tebal (0,604), referensi anggota keluarga
(loading 0,579) dan referensi teman kolega (loading 0,533).
Dengan besarnya
kecenderungan terhadap figure, maka konsumen sarung berarti memiliki salah
satu dari ciri group believer, yang tersentralisasi pada kehidupan keluarga,
mempunyai kepercayaan kepada otoritas figure (trust authority figures)
dengan “pejabat yang terkenal” sebagai mode yang paling baik ditiru,
kemudian “bintang film yang cakep” yang merupakan obsesi untuk mendapatkan
self performance seperti bintang film yang cakep, dan “ulama / kyai
/ tokoh idola” menunjukkan betapa kuat peranan tokoh panutan dalam
mensosialisasikan budaya berpakaian.
Faktor merek dan
warna. (7,95 %), yang terdiri dari variabel : memilih membeli sarung
di toko / pasar yang terkenal (loading 0,728), memilih sarung yang
mereknya terkenal (loading 0,722), memilih sarung merek tertentu (loading
0,670), mempertimbangkan merek sebelum membeli sarung (loading 0,649),
mempertimbangkan tempat pembelian sarung (loading 0,611), dan memilih
sarung yang warnanya cemerlang (loading 0,516) serta memilih sarung
yang sebanding harga dengan kualitasnya (loading 0,444).
Di dalam faktor ini
masuk pula pilihan konsumen untuk cenderung membeli sarung yang sebanding
harga dengan kualitasnya dengan loading 0,444 (dibawah 0,5) sehingga
korelasinya kurang cukup kuat, namun demikian angka tersebut merupakan
korelasi tertinggi dibandingkan pada faktor-faktor yang lain. Hal ini
menunjukkan bahwa selain pada Faktor Merek dan Kemasan, variabel ini juga
memiliki korelasi dengan faktor yang lain yaitu Faktor Kualitas, yang
loadingnya sebesar 41,2%.
Masuknya variabel
harga yang sebanding dengan kualitasnya pada faktor ini menunjukkan bahwa
dalam persepsi konsumen bertambah terkenal merek sarung tertentu,
bertambah cemerlang pula kombinasi warnanya dan bertambah mahal juga
harganya.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1) Faktor-faktor
yang menimbulkan minat beli konsumen terhadap produk sarung adalah Faktor
Kualitas, 24,30 %, terdiri dari jahitan kuat dan rapi, tidak mudah pudar dan
luntur, tidak mudah kusut, nyaman dipakai, awet dan tidak mudah koyak,
motif kotak-kotak, kainnya halus, pilihannya lengkap. Faktor Acuan, 18,55
%, terdiri dari: pejabat terkenal, bintang film yang cakep, ulama / kyai /
tokoh idola, sarung yang tebal, anggota keluarga, teman kolega. Faktor
Merek dan Warna 7,95 % terdiri dari: pertimbangan merek, merek terkenal,
merek tertentu, mempertimbangkan tempat pembelian, membeli ditempat
terkenal, kombinasi warna yang cemerlang, harga yang sebanding dengan
kualitasnya. Faktor Kemasan dan Harga 5,89 % terdiri dari: manfaat
kemasan, bentuk dan desain kemasan, bahan kemasannya tahan lama,
membanding-bandingkan harga, harga dasarnya murah.
2) Faktor
paling dominan yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen
sarung adalah Faktor Kualitas dan Faktor Acuan.
Saran
Dari hasil penelitian ada beberapa yang disampaikan
sebagai saran-saran, adalah :
1)
Agar produk yang
ditawarkan sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka disarankan bagi produsen
untuk membuat produk dengan meningkatkan variabel-variabel
kualitas, kemudian mengkomunikasikannya dengan memanfaatkan figure acuan.
2)
Agar merek dapat
lebih dikenal oleh konsumen, disarankan untuk melakukan inovasi kombinasi
warna sarung sebagai differenciate.
3) Untuk
dapat mempertahankan/meningkatkan harga, disarankan melakukan inovasi
kemasan yang bermanfaat dengan bentuk dan desain yang indah
Daftar Pustaka
Engel, J.F. Backwell, Roger D. & Paul W. Miniard.
1995. Perilaku Konsumen, Jilid II Alih bahasa : Budiono FX, Binarupa Aksara,
Jakarta.
Fandy Tjiptono. 1997.
Strategi Pemasaran, edisi kedua, Andi Offset, Yogyakarta.
Husein Umar. 2001.
Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, cetakan keempat, PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Kotler Philip & Gary
Armstrong. 1997. Dasar-dasar Pemasaran, jilid 1, Alih Bahasa : Alexander
Sindoro dan Benyamin Molan, Prenhalindo, Jakarta.
Kotler Philip. 1997.
Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Implementasi dan Kontrol,
Edisi Revisi Jilid 1 & 2, diterjemahkan oleh Hendra Teguh dan Ronny A.
Rusli, PT. Prenhalindo, Jakarta.
Loudan D.L. &
A.J.D Bitta. 1993. Consumer Behavior : Concept and Application. Fourth Edition.
Mc Grow Hill, Singapore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar